infoselebb.my.id: Kesaksian Nenek Euis Pemandi Jenazah Vina Cirebon, Kaki Remuk Tangan Sengkleh Tak Ada Luka Tusuk - LAMBE VIRRALL

Kesaksian Nenek Euis Pemandi Jenazah Vina Cirebon, Kaki Remuk Tangan Sengkleh Tak Ada Luka Tusuk

Posting Komentar

Kesaksian Nenek Euis, orang yang memandikan jenazah Vina Dewi Arsita  yang tewas  di Jembatan Talun, Cirebon 27 Agustus 2016 silam menarik untuk disimak.


Melansir Tribun Jabar, Nenek Euis membongkar kondisi tubuh almarhumah Vina.


Nenek Euis menegaskan tidak ada luka tusuk di tubuh Vina.


Dia juga memastikan tidak ada luka sayatan pada jenazah Vina tersebut.


Kesaksian nenek Euis ini diungkapkan saat dikunjungi politikus Gerindra, Dedi Mulyadi.


Perbincangan nenek Euis dengan Dedi Mulyadi ini ditayangkan di kanal Youtube Kang Dedi Mulyadi, Jumat (19/4/2024) malam.


"Saat saya mandikan, tidak ada luka tusukan, kakinya remuk semua tuh," kata nenek Euis.


"Terus tangannya sengkleh (patah)."


Di bagian depan tubuh Vina juga tak ditemukan luka sedikitpun


Meski demikian, nenek Euis memastikan ada luka di kepala bagian belakang.


Nenek Euis menyebut di kepala bagian belakang itu terus mengeluarkan darah, seperti balon yang diisi air tapi bocor.


Kemudian hidung dan telinga Vina juga mengeluarkan darah.


Nenek Euis kemudian memastikan kembali bahwa tubuh Vina tak ada luka tusuk.


"Saya mandiin sampai bersih, tak ada luka tusuk, yang ada patah tangan dan kaki," tegas nenek Euis.


"Kongkon mrene polisine, tak jewer pisan (red-suruh ke sini polisinya, saya jewer nanti), kurang ajar, kok ditusuk-tusuk gimana. Bohong!"


Ditusuk di Perut dan Dada


Dalam persidangan, Jaksa Penuntut Umum ketika itu menyebut kalau Vina diperkosa beramai-ramai setelah ditusuk di dada dan perut.


Hal tersebut disampaikan oleh kuasa hukum keluarga almarhumah Vina, Titin Prialianti dalam dialog Sapa Indonesia Pagi Kompas TV, Senin (20/5/2024).


“Anggota Polsek Talun menemukan dua orang korban di depan flyover, kalau durasi waktunya 21.15 WIB kemudian ditemukan pukul 22.00, berarti hanya 45 menit,” kata Titin.


Sementara dalam tuntutan jaksa, kata Titin, digambarkan Eki dan Vina melintas di Jalan Perjuangan kemudian diteriaki oleh para terdakwa yang berada di warung Bu Nining.


Kemudian Eki dan Vina dikejar oleh para terdakwa ke flyover Talun dan selanjutnya dipukuli, dianiaya, dan dibawa ke kebun belakang showroom dekat SMP 11.


“Di belakang showroom ada kebun, dipukuli lagi, ditusuk di bagian perut, di bagian dada, kemudian diperkosa korban beramai-ramai, kemudian dibawa lagi flyover Talun (untuk bisa) dianggap seolah-olah terjadi kecelakaan.”


“Jarak antara SMP 11 lokasi yang versi jaksa itu di kebun belakang showroom dengan flyover di dekat Polsek Talun itu sekitar 1 kilometer dengan kondisi jalan yang ramai, kemudian dari 45 menit dilakukan oleh 11 orang kalau kadang disebutkan DPO, apakah mungkin waktunya dengan tindakan seperti itu?”


Apalagi, keterangan petugas yang menemukan Vina dan Eki di Flyover Talun dalam kesaksiannya mengatakan, darah hanya ada di bawah tubuh korban.


“Vina ada genangan darahnya, Eki ada genangan darah di bawah tubuh korban, kemudian ditemukan serpihan daging di tiang PJU (penerangan jalan umum). Logikanya kalau korban itu sempat dibawa, ada dong darah yang tercecer. Jadi darah itu hanya ditemukan di bagian bawah tubuh korban keduanya,” ujar Titin.


“Dan ada serpihan daging (di tiang PJU), ada garis media jalan itu warna motor yang menempel di media jalan.” (*)

Related Posts

There is no other posts in this category.

Posting Komentar

Subscribe Our Newsletter